Sabtu, 24 Maret 2012

Pembatalan Akses Blog

Karena, hanya 4 orang yang mengisi form, maka diputuskan akses blog ber-password dibatalkan -__- sebagai penggatinya kalian bisa kunjungi forum (sejenis kaskus) di sini FORUM SPENSA 2011-2012 Maaf, forum masih dalam fase pembenahan :D

Minggu, 04 Maret 2012

Akses Blog

Mengingat semakin banyak orang iseng masuk ke blog ini, nantinya tepat tanggal 20 Maret 2012 blog ini nantinya hanya dapat dibuka oleh anggota blog saja. Nah, kalau mau mendapatkan akun di blog ini, silahkan isi form di bawah ini :

KLIK DI SINI 

Satu e-mail hanya untuk satu akun,


Minta kerjasamanya

Admin Agindra 

SISTER SCHOOL KE SINGAPURA DAN MALAYSIA

Alhamdulillah, mendarat kembali dengan selamat di Bandara Adisucipta, Yogyakarta
Tepat jam 24.10 menit , Jum’at , 3 Maret 2012 lalu, Pesawat Air Asia.Com yang membawa rombongan peserta Sister School dari SMPN 1 Wonosobo mendarat di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Rombongan tersebut  berjumlah 12 siswa dan 1 orang guru (Heru Santosa, PJP RSBI) dari SMPN 1 Wonosobo dan beberapa rombongan lain dari SMP N RSBI 2 Magelang ( 14 siswa dan 1 guru) serta SMPN RSBI 3 Batang (7 siswa dan 1 guru). Agenda Sister School  SMPN 1 Wonosobo pada hari  pertama dan kedua yakni mengunjungi Singapura. Di kota ini, selain membawa misi berkunjung ke dua sekolah (ST.Francis Methodist School dan AEC College), juga menjalin kerjasama dengan ditandatangani MOU, dan berwisata tentunya.
Sister School di Singapura
Sesampai di  Kota Singa, acara pertama adalah mengunjungi St. Francis Methodist School. Rombongan disambut oleh Mr James Tom di ruang perpustakaan. Setelah sesi  tanya jawab dan penandatanganan MOU, peserta melanjutkan dengan berkeliling melihat sudut-sudut sekolah. Acara lalu dilanjutkan dengan  wisata kota. Patung berkepala singa (Patung Merlion) sebagai icon kota dengan julukan Negeri Singa ini terletak di Pulau Sentosa. Yakni pulau yang memiliki banyak sekali atraksi, hiburan, tempat makan, dan pantai. Kalau di Jakarta tempat ini mirip dengan Ancol. Sebuah Integrated Resort pertama yang dilengkapi dengan hotel, casino, shopping center, dan universal studio Singapura. Peserta juga menyaksikan Song of The Sea (Lagu Laut), sebuah pertunjukkan yang memukau menjelang waktu Magrib. Perpaduan antara musik yang lembut, air jernih, semburat api, kembang api, cor hidup, menimbulkan efek yang dramatis dan menjadi tontonan yang menyenangkan.
Sister School di Malaysia
Sekolah kedua yang dikunjungi adalah AEC College. Sebuah sekolah swasta yang berhasil mengembangkan program akademis dan non akademis dari level SMP, SMA , Program Diploma, sampai dengan Magister. Bebagai jurusan juga dibuka di sekolah mini yang memiliki banyak jurusan ini. Cara untuk promosi dan publikasi sekolah juga sangat kreatif dan efektif, misalnya dengan memberi label sekolah pada kemasan air mineral. “Itu menjadi nilai plus yang dapat kita contoh”, kata Heru Santoso kepada Tim EKSIS SPENZA. Sisi plus lainnya masih banyak lagi, namun yang sangat mengesankan lagi adalah trik untuk menangani sampah. Sampah di-manage secara efektif mulai dari pemisahan jenis , pengolahan dan pemanfaatan sampah.
Foto bersama di depan Istana Negara Malaysia
Hari Rabu dan Kamis kunjungan dilanjutkan ke Malaysia. Di Negeri Jiran ini, kegiatan dimulai dengan kunjungan ke Istana Negara Kuala Lumpur, Menara Kembar ‘Twin Towers’ dan ke Genting Highland (Wisata Gunung). Istana Negara yang semula merupakan kediaman seorang ahli dagang Cina, Chan Wing, kemudian menjadi kediaman resmi bagi Yang Di-Pertuan Agong ini sangat dipelihara keindahannya. Instana tidak diperuntukkan bagi masyarakat umum, pengunjung hanya bisa melihat-lihat dari depan pintu masuk. Bila ingin berfoto ria, pengunjung dapat mengajak pengawal yang berjaga-jaga. Pertukaran pegawai berkuda di pintu masuk istana juga menarik untuk disaksikan.
Twin Towers menjulang tinggi!
Kunjungan berikutnya ke Genting Highlands. Tanah Tinggi Genting (2000 m di atas muka laut) ini adalah puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa diMalaysia serta menjadi tempat resort terkenal dengan nama yang sama. Berada di perbatasan negara bagian Pahang dan Selangor, tempat ini dapat dicapai dengan satu jam berkendara roda empat dari Kuala Lumpur atau melalui kereta gantung Genting Skyway yang saat ini merupakan yang tercepat di dunia dan terpanjang di Asia Tenggara. Cuaca di Genting Highlands relatif sejuk dengan temperatur tidak lebih dari 30 °C dan jarang turun di bawah 15 °C setiap tahunnya (Wikipedia).
Foto di Ruang Perpustakaan ST.Francis Methodist School bersama Mr.James Tom
Itulah oleh-oleh dari Sister School di Singapura dan Malaysia. Bagi teman spensa lainnya bisa menjadi wawasan baru sebelum berkunjung secara langsung ke dua negara maju tetangga kita tersebut. Bagi peserta Sister School (Narendra, Bintang, Aprilia Ayu, Fajriah, Renaldy, Megy, Mikail, Bima, Wilda, dn 2 temanny) jelas menjadi pengalaman yang mengasyikkan dan tak terlupakan. Termasuk pengalaman tinggal di beberapa hotel ternama seperti di Fragrance Hotel Selegie, Ancasa Hotel & Resorts, dan Hotel Selesa Johor Baru. Demikian juga menu masakan, Kedai Coklat (Cocoa Boutique) dan kenangan saat goback and via air line bersama teman pasti menyenangkan (walaupun sudah pernah naik pesawat). Semoga pengalaman dan wawasan setelah mengikuti Sister School ini bermanfaat bagi kemajuan sekolah kita. Amin! (Eko Hastuti)

Sabtu, 03 Maret 2012

Alasan Yang Membuat Kita Malas Belajar

Belajar adalah kewajiban bagi seorang pelajar kan. Disekolah kita sudah pasti kita belajar, dirumah juga belajar, dimanapun kita pasti belajar. Tapi seringkali kita malas untuk belajar. Hayooo ngaku siapa yang suka malas belajar? Yup, ada saja alasan untuk kita malas belajar. Ada nggak nih, alasan malas belajar kamu seperti dibawah ini.
Mood
Mood adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam proses belajar kamu, kawan. Waktu kita sedang nggak mood kamu pasti malas belajar. Nah, biar mood belajar kamu nggak naik turun, ciptakan suasana yang enak untuk belajar, efeknya mod belajar kamu akan naik lagi.
Susah Memahami Pelajaran
Mungkin alasan yang satu ini sering dijadikan alasan untuk malas belajar. Memang benar sih, kalau sudah susah memahami salah satu mata pelajaran, kamu jadi galau dengan pelajaran tersebut, ya kan? Nah, untuk mengatasinya kamu bisa belajar kelompok bersama teman-teman, dengan belajar kelompok kamu bisa sharing berbagai pelajaran yang sulit dengan teman.
Lingkungan Sekitar
Jangan anggap remeh masalah lingkungan sekitar, kawan. Lingkungan sangatlah berpengaruh dalam proses belajar. Kalau lingkungan kamu nggak nyaman maka secara otomatis kamu akan malas belajar. Yang harus kamu lakukan adalah menciptakan lingkungan senyaman mungkin.
Sakit
Kalau kamu sakit, jangankan belajar, mau makan saja kamu pasti malas. Yup, kita harus selalu syukuri anugrah sehat yang telah diberi Tuhan. Dengan keadaan fisik yang sehat kamu akan semangat belajar, kawan.
Game
Nah, ini dia alasan yang paling membuat kita malas belajar. Yup, nge-game. Kalau sering nge-game, kamu secara otomatis akan malas belajar karena sudah nyaman dengan game yang kita mainkan. Sebaiknya kamu harus membagi waktu yang pas untuk belajar dan nge-game.

Senin, 06 Februari 2012

Hasil Voting, Kelas Paling Gahoel

Pemenang :
1. Kelas VII E; 12 Vote
2. Kelas VII A; 10 Vote
3. Kelas VII B; 8 Vote

Note : Dalam sehari kamu cuma bisa VOTE sekali, jadi percuma dong kamu vote banyak-banyak :)

Sabtu, 04 Februari 2012

Menulis di Blog Bikin Remaja Lebih Pede

         Kebiasaan menulis di situs pribadi seperti blog ternyata berdampak positif bagi perkembangan mental remaja. Dalam studi terbaru terbukti remaja yang punya masalah dalam pergaulannya cenderung lebih tenang dan percaya diri setelah mereka menyampaikan unek-uneknya di blog.
         Penelitian tersebut dilakukan terhadap 161 siswa sekolah menengah atas di Israel, yang terdiri dari 124 remaja putri dan 37 remaja laki-laki berusia 15 tahun. Pada umumnya remaja tersebut punya masalah dalam pergaulannya alias kuper.
         Para remaja itu dibagi dalam enam kelompok. Empat kelompok ditugaskan untuk mulai menulis di blog, satu kelompok menulis dalam buku harian pribadi mengenai masalah sosialisasi, dan kelompok terakhir tidak melakukan apa pun.
         Pada dua kelompok yang diminta ngeblog, mereka fokus menulis tentang persoalan pergaulan dan salah satu kelompok membebaskan pembaca blognya untuk berkomentar. Dua kelompok yang juga melakukan aktivitas ngeblog lainnya diperbolehkan menulis tentang berbagai topik, dan salah satu kelompok tersebut juga terbuka untuk komentar pembaca.
         Selama 10 minggu para remaja itu melakukan kebiasaan barunya. Para peneliti kemudian menganalisa kepercayaan diri para remaja itu, termasuk aktivitas sosial dan kebiasaannya sebelum, saat periode penelitian, dan dua bulan pasca durasi penelitian.
Remaja yang berasal dari kelompok menulis blog menunjukkan peningkatan pesat dalam kepercayaan diri. Aspek psikologis lainnya seperti kecemasan dan tekanan emosional juga berkurang. 
Peningkatan paling signifikan tampak pada remaja yang diminta "curhat" mengenai masalah pergaulan dan blognya terbuka untuk dikomentari. 
          "Penelitian menunjukkan menulis buku harian pribadi serta bentuk penulisan ekspresif lainnya adalah cara yang baik untuk melepaskan tekanan emosional. Remaja saat ini sangat dengan dunia online sehingga blog bisa menjadi media ekspresi dan komunikasi dengan sebayanya," kata ketua peneliti Meyran Boniel-Nissim. 
           Ditambahkan olehnya, meski gangguan di dunia online atau cyberbullying kini semakin luas, namun pada umumnya komentar-komentar yang masuk dalam blog para remaja itu bernada positif dan memberi dukungan.


SUMBER : KOMPAS.com

Jumat, 27 Januari 2012

RUMAH OLAHRAGA BAGI ANAK MISKIN

PAGI-PAGI Permadi sudah bangun. Jam menunjukkan pukul 05.00. Pria berusia 70 tahun itu masih terlihat sehat dan gagah saat menggunakan sepeda motor menuju ke lapangan tenis indoor di Jalan Sindoro. Ya, Permadi adalah pembina atlet yang tak kenal lelah. Dia mendirikan rumah olahraga di Jalan Dieng 22, Kampung Rowopeni, Wonosobo.
Sosok dan kiprah Permadi dalam menggerakkan dunia olahraga memang seperti tak terendus media massa. Padahal dari tangan dinginnya, para atlet dari Wonosobo berhasil meraih medali pada kompetisi tingkat daerah, nasional, dan internasional.
”Saya hanya ingin berbagi ilmu dengan generasi muda. Saya ikhlas mengabdikan sisa usia untuk kemajuan olahraga,” kata dia.
Pertengahan 1978, hati Permadi terketuk setelah tak seorang pun atlet Wonosobo bisa mengharumkan nama daerah. Dia melihat anak-anak kampung hanya menjadi penonton dan tak banyak yang berkesempatan menjadi atlet. ”Saya ingin anak-anak tumbuh dengan sehat dan berprestasi,” ujarnya.
Wujudkan Obsesi
Tak berhenti dengan membinan, Permadi pun rajin menyambangi kolega pejabat yang mengurusi bidang olahraga untuk mengadvokasi anak-anak berprestasi. Dia berharap anak berbakat tersebut mendapat penghargaan dari pemerintah. ”Anak-anak yang punya bakat dan berprestasi di bidang olahraga harus dihargai. Kesulitan mereka di sekolah harus terpecahkan.”
Permadi tidak terlalu kaya, meski rumahnya tergolong mewah untuk ukuran warga di kampungnya. Untuk mewujudkan obsesi dalam pembinaan olahraga bagi anak-anak, dia menyisihkan uang dari penghasilan melatih tenis profesional para pejabat dan pegawai negeri sipil. Dia enggan menyebut berapa penghasilan per bulan. Namun sekitar 30 atlet yang belajar di rumahnya tak dipungut biaya, bahkan setiap anak didik yang berprestasi dia beri uang pembinaan. Nilainya bervariasi, paling kecl Rp 100.000. Dia sering juga memberikan alat-alat tulis dan perlengkapan pendidikan bagi siswa kurang mampu.
”Saya persilakan semua anak bebas berkreasi. Mereka rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Kalau setelah latihan orang tuanya tidak menjemput, saya yang mengantarkan,” tuturnya.
Untuk memicu anak-anak rajin berlatih di rumahnya, dia memasang tulisan-tulisan motivasi di dinding rumah. Dia menyediakan pula aneka jajanan anak secara gratis. Di rumahnya juga terdapat berbagai jenis tanaman bunga bervariasi yang disukai anak-anak.
Di sela-sela menunggu latihan, anak-anak dimanjakan dengan aneka mainan pengasah otak. Setelah sekolah caturnya saat ini berkembang, dia ingin mendirikan arena olahraga bridge dan bola sodok di sudut rumah yang tersisa.
Kini, dia fokus mengembangkan pembinaan jenis olahraga yang tak perlu membutuhkan areal terlalu luas. ”Cuaca di Wonosobo yang hujan terus-terusan membuat olahraga tennis di areal terbuka kurang efektif,” katanya.
Permadi tak segan-segan mendatangi kepala sekolah untuk meminta anak berprestasi di bidang olahraga diberi keringanan biaya pendidikan dan akses beasiswa ke jenjang lebih tinggi. Sebab, dia prihatin selama ini pemerintah pusat dan daerah belum memperhatikan secara serius nasib dunia olahraga. Ingar-bingar komitmen membesarkan olahraga hanya tampak sebelum digelar kejuaraan, tetapi tidak pernah ada tindak lanjut secara jelas dan terarah.
Hidup Sendiri   
Sehari-hari Permadi tinggal sendirian di rumah berukuran 10 x 12 meter sejak sang istri, Maria Theresia, meninggal lima tahun lalu. Tak ada pembantu rumah tangga, sehingga semua pekerjaan pun dia lakukan sendiri.
Dia menjadikan rumahnya sejak 2002 sebagai pusat olahraga. Selain tenis, Permadi menggelar sekolah catur dan saat ini menggagas cabang atletik. Dia menuturkan cabang atletik prospektif karena anak-anak pegunungan itu mempunyai stamina kuat. Apalagi medali yang diperebutkan di cabang atletik lebih banyak.
Kini, ratusan penghargaan untuk para atlet binaannya terpajang di tembok dan almari rumah. Salah seorang anak didiknya yang meraih prestasi adalah Maya Rosa Stefani (25). Warga Kelurahan Kalianget, Kecamatan Wonosobo, itu meraih medali emas pada SEA Games 2011 di Palembang dari cabang soft tenis. Pada 1998, Maya menggondol tiga medali emas dan empat medali perunggu dari tenis tunggal putri tingkat nasional.
Setiap medali atau piala bagi anak berprestasi disimpan di rumah Permadi. Bukti prestasi Maya di rumah itu sudah lebih dari 400 penghargaan. Saking menyatu dengan dunia tenis dan berkat ketekunan Permadi membimbing, saat berusia 17 tahun Maya menolak beasiswa di sebuah universitas terkemuka Amerika Serikat. Tahun 2003, Maya kembali meraih satu emas dan dua perak pada SEA Games. Dia pun dikirim ke berbagai negara di Eropa karena masuk peringkat empat atlet Asia. Tahun 2003, Maya mengikuti AFRO-Asian Games III di India dan menjadi juara.
Atlet berprestasi lain binaan Permadi adalah Dita Noviana (12). Pada 2011, Dita menjadi juara I catur cepat putri se-Kabupaten Wonosobo dan lomba catur Yayasan Bhakti Mulia. Saat ditemui di rumahnya di Dusun Wonobungkah RT 3 RW 6 Desa Jlamprang, Dita mengakui meraih prestasi gemilang itu berkat ketekunan sang guru, Permadi. ”Saya latihan catur dua tahun lalu dan sekarang sudah bisa menjadi juara,” katanya.
Pecatur cilik putra Taufik Ovet (11) juga menjadi unggulan daerah. Siswa SDN 8 Wonosobo itu menjadi juara catur cepat pada Pekan Olahraga Daerah (Popda) Wonosobo tahun 2011. Pecatur cilik lain, Naswa (6) asal Kampung Rowopeni, yang baru berlatih enam bulan lalu, kini sudah berani diadu dengan pecatur dewasa.
Permadi memang dikenal sebagai pelatih olahraga yang dermawan. Dia ingin menjadikan anak-anak di Wonosobo mempunyai mimpi menjadi atlet kelas dunia. Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Wonosobo, Wong Kien Wa, mengemukakan keuletan Permadi membina tenis cukup dikenal. Permadi adalah profesional di bidangnya yang terobsesi memajukan olahraga di daerah.
Bupati Wonosobo, HA Kholiq Arif, pun mengapresiasi langkah Permadi dan pegiat olahraga yang mendorong anak-anak berprestasi. Untuk mewujudkan prestasi olahraga di Wonosobo, perlu prasarana dan sarana memadai, termasuk Gelanggang Olahraga (GOR), sehingga bisa membina atlet secara intensif dan proporsional. Dia meminta KONI segera mewujudkan pembangunan GOR. Kalau bisa terwujud tahun ini. ”Saya minta pengurus KONI menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pengusaha swasta,” katanya.
Pada ajang Dulongmas Surakarta 2011, Wonosobo berada di urutan ke- 27 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Medali yang diraih berupa empat emas, enam perak, dan 10 perunggu.
Keminiman prestasi itu membutuhkan kebijakan yang terarah dan serius untuk memajukan olahraga di Wonosobo. Dan, Permadi sudah memberikan kontribusi yang tak ternilai harganya. (51)
Sumber : SUARA MERDEKA

Senin, 16 Januari 2012

Puisi tentang Persami

Semuanya bekerja sama
Berlomba - lomba menjadi yang terbaik
Satu regu satu pikiran satu hati
Di malam yang dingin hujan gerimis
Pos demi pos di selesaikan
Waktu demi waktu telah berlalu
Bercanda bertengkar selalu menghiasi
Kita semua telah bekerja keras
Bekerja keras melakukan yang terbaik
Mental dan fisik kita telah dilatih
untuk menghadapi semua ini..
Sampai bertemu tahun depan PERSAMI..

#Jaro Kenya 7F
Maaf kalau jelek, Begginer

Minggu, 01 Januari 2012

Pengunguman Lomba Narsis Special Natal !!!

Iyah, setelah sekitar 2 minggu pemilihan lomba narsis special natal yang dilakukan secara vote terbuka,, AKHIRNYA, ditentukan pemenang Narsis Special Natal yaitu MANGGAR KOMALANING DYAH PAWESTRI !!!!
Keterangan :
Hijau : Dylla Setiadji : 5 orang
Hijau muda (warna apaan lah tu) : Yesira Setyo Palupi : 1 orang
Biru : Manggar Komalanging Dyah Pawestri : 14 orang



Buat hadiahnya admin nggak jamin kapan, tapi pasti diserahkan ..


Salam

Admin Agin